Dipundakmulah Kemajuan Bangsa ini
Saat Perag dunia ke dua, Jepang adalah negara yang terparah
mengalami kehancuran. Jepang yang berperang melawan sekutu yang dipimpin
Amerika Serikat pada puncaknya adalah di bom atom dua kota di negeri Sakura
tersebut. Pada tanggal 6 Agustus 1945, Kota Hirosima mendapat hujaman bom Atom,
kemudian disusul dengan diBom Atomnya kota Nagasaki tiga hari kemudian, yaitu
pada tanggal 9 Agustus 1945. Singkat kata Jepang luluh lantah.
Kisar Hirohito yang memimpin Jepang kala itu, mendapat
laporan dari para menteri dan jendralnya bahwa banyak tentara dan rakyat Jepang
yang tewas akibat bom Atom tersebut. Beberapa saat setelah menerima laporan
akan kejadian tersebut, Sang Kaisar
bertanya “ Berapa guru yang hidup?’
Pertanyaan yang tidak nyambung itu justru membuat para
jendral dan menterinya bertanya-tanya. Seorang Jendral saking gemasnya
mendengar pertanyaan tersebut, memberanikan diri bertanya kepada Sang Kaisar.”
Wahai kaisar, yang mulia, mengapa Kaisar menanyakan tentang guru, bukannya
tentara yang telah gugur di medan perang
membela Kejayaan Jepang dan Kaisar, Banyak yang gugur di Laut Cina Selatan, di
Borneo, Papua, Burma, dan masih banyak tempat sebagai saksi atas kepahlawanan
tentara kita, Kaisar?”
Mendengar pertanyaan yang terkesan protes tersebut, Sang Kaisar
berkata, “ Saya, tahu, banyak tentara kita yang gugur. Mengapa saya justru
menanyakan berapa guru yang masih hidup di Jepang? Melalui para guru, Jepang
akan cepat bangkit kembali”
Dengan nada sedih namun tegas, Hirohito melanjutkan, “
Sekarang negeri ini hancur dan lumpuh. Kita harus kembali mulai membangun
negeri ini mulai dari nol. Dan, hanya melalui gurulah kita dapat membangun
kembali negeri ini. Mari kita benahi pendidikan melalui guru-guru yang kita
punyai dan masih hidup. Melalui kerja keras kita, terutama guru-guru, saya
yakin Jepang akan bangkit lebih hebat dari kemampuan kita sebelum perang
terjadi. Selama masih banyak guru yang masih hidup, saya yakin masih ada
kesempatan bagi bangsa kita untuk bangkit dari kekalahan dan mengejar
ketertinggalan”
Demikianlah cerita antara Sang Kaisar Hirohito dengan para
jendral pembantunya. Sang Kaisar meyakini bahwa pendidikan adalah modal utama
kemajuan sebuah bangsa. Dan dengan pendidikan Jepang muncul menjadi salah satu
bangsa yang maju. Bangsa yang inovatif.
Sekali lagi Jepang telah membuktikan bahawa pendidikan
adalah kunci kemajuan Bangsa. Sekarang bagaimana dengan negeri kita, Indonesia?
Apakah pendidikan menjadi prioritas utama dalam segala aspek kebijakan. Apakah
guru-guru kita telah mendapat penghargaan atas jasa-jasanya. Apakah guru-guru
kita telah menunjukan komitmennya, untuk mencerdaskan anak bangsa.
Sebelum kita akhiri mari simak syair hymne guru berikut
Terpujilah wahai Engkau Ibu Bapak Guru
Namamu akan selalu hidup, dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir, didalam hatiku
S'bagai prasasti terimakasihku 'ntuk pengabdianmu
Terpujilah wahai Ibu Bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir didalam hatiku
S'bagai prasasti terimakasihku 'ntuk pengabdianmu
Engkau bagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa
Sebelum salam penutup, guru-guru di Indonesia sekarang
bukanlah Omar Bakri yang dinyayikan Iwan Fals. Hidup Guru, Majulah selalu,
pantang menyerah, mendidik generasi bangsa!
0 Response to "Dipundakmulah Kemajuan Bangsa ini"
Post a Comment