Sistem Pengereman pada Sepeda Motor
Rem bekerja
dengan jalan menekan bagian yang tidak berputar berupa sepatu rem yang dilengkapi
dengan asbestos, pada bagian yang berputar berupa tromol (brake drum).
Akibat dari
bergeseknya sepatu rem dan tromol akan menghaslkan energi panas yang
mengakibatkan kendaraan dapat berhenti, rem jenis tromol ini disebut “internal
expanding drum brake”. Model pilihan lainnya yang banyak dipasang pada roda
depan sepeda motor adalah dengan jalan menekan asbestos (brake pad) pada
bagian permukaan piringan logam tipis, rem jens ini disebut Disc brake.
Rem
Tromol (Internal
Expanding Drum Brake)
Sepatu rem
dipasang pada bagian yang tidak berputar pada roda yang disebut Hub, Hub ini
diperkuat dengan jalan dipasang pada sebuah batang logam yang dibuat pada bagian
rangka (frame), bagian logam ini dapat mencegah bagian hub turut
berputar disaat sedang dilakukan pengereman roda.
Hub
dilengkapi dengan anchor pin dan cam (bubungan), sepatu rem ditempatkan
di antara anchor pin dan bubungan ini, dengan diperkuat oleh dua bauh
pegas yang dipasang pada masing-masing sepatu rem.
Pegas ini
berguna untuk mengembalikan posisi sepatu rem setelah proses pengereman roda
selesai, di samping itu juga untuk memperkuat kedudukan sepatu rem pada bagian
hub roda.
Ujung
lainnya dari bubungan diasang dengan lengan rem, yang gunanya untuk memutar
bubungan terebut. Lengan rem dihubungkan dengan pedal rem melalui batang
penarik rem (untuk roda belakang), sedangkan pada roda depan lengan rem
dihubungkan dengan handel rem depan melalui kawat.
Aksi Servo
Pada saat
roda di rem, masing-masing sepatu rem (Firodo) akan mengembang sesuai
dengan berputarnya bubungan, salah satu sepatu rem akan terdorong oleh gaya
putaran roda, sehingga daya pengereman sepatu rem tersebut menjadi kurang
efektif, sedangkan sepatu rem yang lainnya justru semakin kuat menekan terhadap
tromol.
Hal ini
adalah sebagai akibat terkena efek putaran roda. Sepatu rem yang daya
pengeremannya kurang efektif disebut trailing shoe dan sepatu rem yang lainnya
disebut leading shoe. Leading shoe akan mempunyai efek pengereman kurang lebih
sekitar 60% dari daya pengereman yang dihasilkan oleh kedua sepatu rem.
Untuk dapat
dihasilkan daya pengereman yang maksimal, sebenarnya kedua
sepatu rem dapat dibuat menjadi leading shoe, hanya syaratnya adalah
bagian anchor pin harus diganti oleh sebuah bubungan (cam), dengan kata
lain rem tersebut dilengkapi dengan dua buah bubungan.
Disc
Brake
Disc Brake
terdiri dari piringan yang dibuat dari metal, piringan metal ini akan dijepit
oleh kanvas rem (brake pad) yang didorong oleh sebuah torak yang ada dalam
silinder roda.
Pada rem
jenis ini tidak terdapat aksi servo, maka tentu dibutuhkan energi untuk
menjepit piringan yang lebih kuat. Untuk
hal tersebut pada rem disc dilengkapi dengan sistem hydraulic, agar dapat
dihasilkan tenaga yang cukup kuat.
Sistem
Hydraulic terdiri dari master silinder, silinder roda, resorvier untuk tempat
oli rem dan komponen penunjang lainnya.
Secara
singkat sistem kerja rem dengan menggunakan sistem hydroulic adalah sebagai
berikut:
Ketika
handel rem ditarik, bubungan yang terdapat pada handel rem depan akan menekan
torak yang terdapat dalam master silinder. Torak ini akan mendorong oli rem ke
arah saluran oli, yang selanjutnya masuk ke dalam ruangan pada silinder roda.
Karena masuknya oli rem ke arah saluran oli,yang selanjutnya masuk ke dalam
ruangan pada silinder roda.
Karena
masuknya oli rem pada silinder roda, maka oli akan menekan torak yang ada di
dalamnya ke arah luar. Pada bagian torak sebelah luar di pasang kanvas atau di
sebut brake pad, brake pad ini akan menjepit piringan metal dengan memanfaatkan
gaya/tekanan torak ke arah luar yang diakibatkan oleh tekanan oli rem.
keunggulan
sistem hydraulic adalah dengan hanya membuang sedikit tenaga untuk menekan
torak yang ada di dalam master silinder, akan di dapat tekanan yang cukup besar
pada bagian silinder roda.
Ketika
proses pengereman roda telah selesai, berarti torak pada master silinder akan
mundur kembali dengan bantuan pegas yang terdapat di dalam master silinder,
akibatnya ruangan di dalam master silinder akan melebar dan oli yang tadi
ditekan pada silinder roda akan mengalir ke dalam master silinder.
Yang
terpenting pada rem dengan sistem hydraulic adalah harus dijaga agar pada
rangkaian saluran oli remnya tidak terdapat udara, oleh sebab itu maka pada
bagian silinder rodanya selalu dilengkapi dengan baut untuk membuang udara.
Cara
Membuang Udara Pada Saluran Hydraulic
Isi sampai
penuh reservoir dengan oli rem yang disarankan oleh pabrik pembuat kendaraan yang
bersangkutan, kemudian tarik-tarik handel rem agar oli rem mengalir masuk
sampai ke silinder roda.
Setelah
handel rem tersebut terasa keras, kemudian longgarkan baut pembuang udaranya
dengan cepat, setelah oli r
em keluar
dari baut tersebut, segera baut di keraskan kemabali. Demikian setersusnya
dilakukan berulang-ulang, sampaioli rem yang keluar dari baut pembuang udara
tidak mengandung gelembung-gelembung udara. Agar pengerjaan ini lebih rapi dan
baik, sebaiknya baut pembuang udara tersebut dihubungkan dengan sebuah pipa
kesebuah wadah, agar oli rem yang keluar dari baut tersebut dapat tertampung
pada tempat yang telah disediakan. Dengan demikian kita dapat melihat
gelembung-gelembung udara yang bercampur dengan oli rem ke luar dari pipa
selang tersebut
Demikian
gambaran sistem pengereman pada sepeda motor, baik dengan menggunakan sistem
rem tromol maupun disc Brake. Kedua sistem pengereman tersebut masih di gunakan
pada produk-produk sepeda motor. Dengan mengetahui sistem dan kerja pengereman
pada sepeda motor, kita dapat memperbaiki dan merawat motor kesayangan kita
tanpa harus pergi ke bengkel.
0 Response to "Sistem Pengereman pada Sepeda Motor"
Post a Comment