Provinsi Nusa Tenggara Timur

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Geografis  Provinsi Nusa Tenggara Timur

Provinsi Nusa Tenggara Timur terletak di selatan khatulistiwa pada posisi 8-12 derajat lintang selatan dan 118 -125 derajat bujur timur. Batas-batas wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur :
Sebelah Utara berbatasan dengan laut Flores
Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Hindia
Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat
Sebelah Timur berbatasan dengan Negara Timor Leste.

Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi yang berupa kepulauan. Hampir 566 pulau menjadi wilayah Provinsi ini, dengan 246 pulau yang sudah diberi nama. Ada empat pulau besar , yaitu Pulau Flores, pulau Sumba, Pulau Timor dan Pulau Alor. Sisanya adalah pulau-pulau kecil seperti : pulau Adonara, Babi, Lomblen, Pamana Besar, Panga Batang, Parmahan, Rusah, Samhila, Solor, pulau Batang, Kisu, Lapang, Pura, Rusa, Trweng, Pulau Dana, Doo, Landu Manifon, Pamana, Raijna, Rote, Sarvu, Semau, Pulau Loren, Pulau Komodo, Rinca, Sebabi Sebayur Kecil, Sebayur Besar, Serayu Besar, Pulau Untelue, Pulau Halura dan lain-lain.

Sejarah Nusa Tenggara Timur

Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942)

Pada masa sesudah tahun 1900, kerajaan-kerajaan yang ada di Nusa Tenggara Timur pada umumnya telah berubah status menjadi status menjadi Swapraja. Swapraja-swapraja tersebut, 10 berada di Pulau Timor ( Kupang, Amarasi, Fatuleu, Amfoang, Molo, Amanuban, Amanatun, Mio mafo, Biboki, Insana) satu di pulau Rote, satu di pulau Sabu, 15 di pulau Sumba ( Kanatang, Lewa-Kanbera, Takundung, Melolo, Rendi Mangili, Wei jelu, Masukaren, Laura, Waijewa, Kodi-Laula, Membora, Umbu Ratunggay, Ana Kalang, Wanokaka, Lambaja), sembilan di pulau Flores (Ende, Lio, Larantuka, Adonara, Sikka, Angada, Riung, Nage Keo, Manggarai), tujuh di pulau Alor-Pantar (Alor, Baranusa, Pantar, Matahari Naik, Kolana, Batu lolang, Purema).
Swapraja-swapraja tersebut terbagi lagi menjadi bagian-bagian yang wilayahnya lebih kecil. Wilayah-wilayah kecil itu disebut Kafetoran-kafetoran.

Zaman Pemerintahan Hindia Belanda

Wilayah Nusa Tenggara Timur pada waktu itu merupakan wilayah hukum dari keresidenan Timor dan daerah takluknya. Keresidenan Timor dan daerah bagian barat (Timor Indonesia pada waktu itu, Flores, Sumba, Sumbawa serta pulau-pulau kecil sekitarnya seperti Rote, Sabu, Alor, Pantar, Lomblen, Adonara, Solor).
Keresidenan Timor dan daerah takluknya berpusat di Kupang, yang memiliki wilayah terdiri dari tiga affdeling (Timor, Flores, Sumba dan Sumbawa), 15 onderafdeeling dan 48 Swapraja. Afdeeling Timor dan pulau-pulau terdiri dari 6 onderafdeeling dengan ibukotanya di Kupang. Afdeeling Flores terdiri dari 5 onder afdeeling dengan ibukotanya di Ende. Yang ketiga adalah Afdeeling Sumbawa dan Sumba dengan ibukota di Raba (Bima). Afdeeling Sumbawa dan Sumba ini tediri dari 4 oder afdeeling.
Keresidenan Timor dan daerah takluknya dipimpin oleh seorang residen, sedangkan afdeeling di pimpin oleh seorang asisten residen. Asisten residen ini membawahi Kontrolir atau Controleur dan Geraghebber sebagai pemimpin Onder afdeeling. Asisten residen , kontrolir dan gezaghebber adalah pamong praja Kolonial Belanda. Para kepala onder afdeeling yakni kontrolir dibantu oleh pamong praja bumi putra ber pangkat Bestuurs assistant. (Ch. Kana, 1969,hal . 49-51).

Zaman Pendudukan Jepang (1942-1945)

Pada tanggal 8 Maret 1942 komando angkatan perang Belanda di Indonesia menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Dengan demikian secara resmi Jepang menggantikan Belanda sebagai pemegang kekuasaan di Indonesia. Untuk Indonesia bagian timur termasuk wilayah Indonesia. Bagian Timur wilayah NTT berada di bawah kekuasaan angkatan laut Jepang (Kaigun) yang berkedudukan di Makasar. Adapun dalam rangka menjalankan pemerintahan di daerah yang diduduki Kaigun menyusun pemerintahannya. Untuk wilayah Indonesia bagian Timur dikepalai oleh Minseifu yang berkedudukan di Makasar. Di bawah Minseifu adalah Minseibu yang untuk daerah Nusa Tenggara Timur termasuk ke dalam Sjoo Sunda Shu (Sunda Kecil) yang berada di bawah pimpinan Minseifu Cokan Yang berkedudukan di Singaraja.

Disamping Minseibu Cokan terdapat dewan perwakilan rakyat yang disebut Syoo Sunda Sukai Yin. Dewan ini juga berpusat di Singaraja. Diantaranya anggota dewan ini yang berasal dari Nusa Tenggara Timur adalah raja Amarasi H.A. Koroh dan I.H. Doko. Untuk pemerintahan di daerah-daerah nampaknya tidak banyak mengalami perubahan, hanya istilah-istilah saja yang diruba. Bekas wilayah afdeeling dirubah menjadi Ken dan di NTT ada tiga Ken yakni Timor Ken, Flores Ken dan Sumba Ken. Ken ini masing-masing dikepalai oleh Ken Kanrikan. Sedangkan tiap Ken terdiri dari beberapa Bunken (sama dengan wilayah onder afdeeling) yang dikepalai dengan Bunken Karikan. Di bawah wilayah Bunken adalah swapraja-swapraja yang dikepalai oleh raja-raja dan pemerintahan swapraja ke bawah sampai ke rakyat tidak mengalami perubahan.

Zaman Kemerdekaan (1945-1975).

Setelah Jepang menyerah, Kepala Pemerintahan Jepang (Ken Kanrikan) di Kupang memutuskan untuk menyerahkan pemerintahan atas Kota Kupang kepada tiga orang yakni Dr.A.Gakeler sebagai walikota, Tom Pello dan I.H.Doko. Namun hal ini tidak berlangsung lama, karena pasukan NICA segera mengambil alih pemerintahan sipil di NTT, dimana susunan pemerintahan dan pejabat-pejabatnya sebagian besar adalah pejabat Belanda sebelum perang dunia II. Dengan demikian NTT menjadi daerah kekuasaan Belanda lagi, sistem pemerintahan sebelum masa perang ditegakkan kembali. Pada tahun 1945 kaum pergerakan secara sembunyi-sembunyi telah mengetahui perjuangan Republik Indonesia melalui radio. Oleh karena itu kaum pegerakan menghidupkan kembali Partai Perserikatan Kebangsaan Timor yang berdiri sejak tahun 1937 dan kemudian berubah menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Perjuangan politik terus berlanjut, sampai pada tahun 1950 dimulai pase baru dengan dihapusnya dewan raja-raja. Pada bulan Mei 1951 Menteri Dalam Negeri NIT mengangkat Y.S. Amalo menjadi Kepala Daeraah Timor dan kepulauannya menggantikan H.A.Koroh yang wafat pada tanggal 30 Maret 1951. Pada waktu itu daerah Nusa Tenggara Timur termasuk dalam wilayah Propinsi Sunda Kecil.
Berdasarkan atas keinginan serta hasrat dari rakyat Daerah Nusa Tenggara, dalam bentuk resolusi, mosi, pernyataan dan delegasi-delegasi kepada Pemerintahan Pusat dan Panitia Pembagian Daerah yang dibentuk dengan Keputusan Presiden No.202/ 1956 perihal Nusa Tenggara, pemerintah berpendapat suda tiba saatnya untuk membagi daerah Propinsi Nusa Tenggara termasuk dalam Peraturan Pemerintahan RIS no. 21 tahun 1950, (Lembaran Negara RIS tahun 1950 No.59) menjadi tiga daerah tingkat I dimaksud oleh undang-undang No.I tahun 1957. Akhirnya berdasarkan undang-undang No.64/1958 propinsi Nusa Tenggara di pecah menjadi Daerah Swa tantra Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur meliputi daerah Flores, Sumba dan Timor.

Berdasarkan undang-undang No.69/ 1958 tentang pembentukan daerah-daerah Tingkat II dalam wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, maka daerah Swa tantra Tingkat I Nusa Tenggara Timur dibagi menjadi 12 Daerah Swatantra Tingkat II ( Monografi NTT, 1975, hal. 297). Adapun daerah swatantra tingkat II yang ada tersebut adalah : Sumba Barat, Sumba Timur, Manggarai, Angada, Ende, Sikka, Flores Timur, Alor, Kupang, Timo Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu.

Dengan keluarnya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Daswati I Nusa Tenggara Timur tertanggal 28 Februari 1962 No.Pem.66/1/2 yo tanggal 2 juli 1962 tentang pembentukan kecamatan di Daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara Timur, maka secara de facto mulai tanggal 1Juli 1962 swapraja-swapraja dihapuskan (Monografi NTT, Ibid, hal. 306). Sedangkan secara de jure baru mulai tanggal 1 September 1965 dengan berlakunya undang-undang no. 18 tahun 1965 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah. Pada saat itu juga sebutan Daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara Timur dirubah menjadi Propinsi Nusa Tenggara Timur, sedangkan Daerah Swatantra Tingkat II dirubah menjadi Kabupaten.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur di Kupang, tanggal 20 Juli 1963 No.66/1/32 mengenai pembentukan kecamatan , maka Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan 12 Daerah Tingkat II dibagi menjadi 90 kecamatan dan 4.555 desa tradisional, yakni desa yang bersifat kesatuan geneologis yang kemudian dirubah menjadi desa gaya baru.
Pada tahun 2003 wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari 16 Kabupaten dan Satu Kota . Kabupaten-kabupaten dan Kota tersebut adalah : Sumba Barat, Sumba Timur, Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara , Belu, Alor, Lembata, Flores Timur, Sikka, Ende, Angada, Manggarai, Rote Ndao, Manggarai Barat dan Kota Kupang. Dari 16 Kabupaten dan satu kota tersebut terbagi dalam 197 kecamatan dan 2.585 desa/kelurahan.


Kondisi Iklim Nusa Tenggara Timur

Wilayah Nusa Tenggara Timur beriklim kering yang dipengaruhi oleh angin musim. Periode musim kemarau lebih panjang, yaitu 7 bulan (bulan Mei sampai November ) sedangkan musim hujan hanya lima bulan yaitu dari Bulan Desember sampai April. Suhu udara rata-rata 27,6 derajat, suhu maksimum rata-rata 29 derajat celsius, dan suhu minimum rata-rata 26 derajat celcius.

Keadaan Tanah Nusa Tenggara Timur

Apabila dilihat dari topografinya, maka wilayah NTT dapat dibagi atas 5 bagian besar, yaitu
Agak berombak
Agak bergelombang
Bergelombang
Berbukit-bukit
Dataran rendah
Hampir lima puluh persen wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah berbukit-bukit.
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah Provinsi yang terletak di timur Nusa Tenggara Barat dan Pulau Bali.
Sampai pada tahun 2007, Wiayah Provinisi Nusa Tenggara Timur terbagi menjadi 20 Kabupaten/Kota. Kabupaten-kabupaten dan kota tersebut adalah
1. Kabupaten Alor
2. Kabupaten Belu
3. Kabupaten Ende
4. Kabupaten Flores Timur
5. Kabupaten Kupang
6. Kabupaten Lembata
7. Kabupaten Manggarai
8. Kabupaten Manggarai Barat
9. Kabupaten Manggarai Timur
10. Kabupaten Nagekeo
11. Kabupaten Rote Ndao
12. Kabupaten Ngada
13. Kabupaten Sikka
14. Kabupaten Sumba Barat
15. Kabupaten Sumba Barat Daya
16. Kabupaten Sumba Tengah
17. Kabupaten Sumba Timur
18. Kabupaten Timor Tengah Selatan
19. Kabupaten Timor Tengan Utara
20. Kota Kupang

Jumlah kabupaten/kota di provinsi Nusa Tenggara Timur sebelumnya per tahun 2003 berjumlah 16 kabupaten dan satu kota. Namun karena pemekaran wilayah jumlah kabupaten/kota menjadi 19 kabupaten dan satu wilayah kota.

Lambang Provinsi Nusa Tenggara Timur

lambang provinsi nusa tenggara timur

Logo Provinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari 2 warna dasar, yaitu merah dan warna kuning. di bagian bawah lambang, terdapat angka tahun, yaitu 1958 yang menunjukan tahun berdirinya Nusa Tenggara Timur menjadi wilayah Provinsi di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Arti dari simbol yang ada pada lambang Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah :
Bintang : melambangkan ketuhanan Yang Maha Esa
Komodo : melambangkan hewan khas Nusa Tenggara Timur
Padi dan Kapas : melambangkan kemakmuran
Tombak : melambangkan keagungan dan kejayaan
Pohon Beringin : melambangkan persatuan dan kesatuan

Kependudukan
Penduduk atau masyarakat yang mendiami wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari berbagai suku bangsa, diantaranya adalah , suku Timor, suku Rote, sabu, sumba, Helong, Flores, Alor dan lain-lain. Masing-masing suku memiliki budaya dan corak adat yang khas dan unik. Misalnya, dalam hal tarian, pakean, logat atau bahasa, peraturan adat.

Potensi wilayah Nusa Tenggara Timur


Flora yang terdapat di Nusa Tenggara Timur

Dalam hal flora wilayah Nusa Tenggara Timor tidak jauh beda dengan flaura di provinsi lain di Negara Indonesia. Seperti misalnya, padi, jagung, umbi-umbian,kacang-kacangan, sayur mayur, buah-buahan, kelapa, cengkeh, vanili, jambu mete, kapas, kapuk, kemiri, asam dan lain-lain. Dalam hal tanaman hutan pun demikian ada kayu akasia, kayu lontar kayu gaharu dan tanaman hutan lainnya. Namun tanaman atau pohon gaharu, dan kayu cendana yang tumbuh di Nusa Tenggara Timur memiliki kehkasan tersendiri di banding jika tumbuh di tempat lain. Karena jenis kayu Cendana dan Gaharu ini memiliki kualitas yang bagus, banyak masyarakat yang melakukan penebangan secara liar tanpa memperhatikan kelangsungan tumbuhan tersebut di masa yang akan datang.

Fauna  yang terdapat di Nusa Tenggara Timur

Siapa yang tidak mengenal Komodo, hewan khas yang melegenda ini ternyata berasal dan hidup di provinsi Nusa Tenggara Timur ini. Tidak ada habitat asli di tempat lain di seluruh dunia untuk hewan kadal besar ini selain di provinsi ini. Selain komodo, fauna pada umumnya juga banya di temukan di provinsi kepulauan ini, misalnya, sapi, kuda, kambing, kerbau, bermacam jenis unggas dan hewan-hewan hutan seperti rusa, babi hutan, kerbau liar, kuda liar dan lain-lain.
Selain Komodo, Nusa Tenggara Timur juga dikenal dengan Kuda Sumbanya.

Pariwisata  yang terdapat di Nusa Tenggara Timur


Untuk tujuan wisata, Nusa Tenggara Timur menawarkan wisata baik alam maupun wisata adat atau kebudayaan yang unik. Untuk wisata alam , provinsi Nusa Tenggara Timur menawarkan pesona alam yang mempesona, misalnya :
Air Terjun Oehala, Air Terjun Laputi, Taman Laut 17 Pulau Riung, Pantai Sumba Barat, Selat Pantar, Danau Kalimutu, dan Taman Nasional Komodo. Untuk wisata budaya atau adat terdapat kampung-kampung bersejarah yang menampilkan sejarah masa lalu di provinsi ini. Selain itu juga ada tarian-tarian , rumah adat, ada pula perkampungan megalitik di kabupaten Ngada .

Untuk wisata alam, mungkin Danau Kalimutu yang dikenal dengan Danau tiga warna ini merupakan wisata alam yang harus dikunjungi jika kita berada di Nusa Tenggara Timur. Sebagai danau yang berlatar mistis danau ini memiliki keunikan yaitu memiliki tiga  wana , merah, biru dan putih. Warna-warna danau tersebut selalu berubah-ubah sejalan dengan berlalunya waktu.Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau kalimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.

Karena sebagian wilayah berupa pulau, tentu Provinsi Nusa Tenggara timur menawarkan wisata alam berupa pantai. Puluan pantai menawarkan pesona yang anggun, misalnya adalah pantai Rua, yang dikenal dengan pasir putihnya. Ada juga pantai yang dapat digunakan untuk kegiatan diving, surfing, seperti pantai Nihi Watu.

Ada pula selat Pantar yang menawarkan keindahan alam bawah laut yang mempesona. Selat yang berada di Kabupaten Alor ini dikabarkan memiliki kelebihan dari taman laut yang lebih populer sebelumnya seperti taman laut Raja Ampat, Bunaken dan Berau. Bahkan taman laut di selat pantar ini paling indah didunia setelah taman laut di Karibia.

Selain menawarkan pesana alam, Nusa tenggara timur juga menyajikan adat dan budaya yang unik. Seperti upacara Pasola. Upacara Pasola merupakan Upacara tradisional dari Kabupaten Sumba, yang biasanya dilakukan dalam waktu musim tanam, Acara ini bisaya menggunakan kuda juga stick dari kayu dan dilakukan setiap tanggal 13 Maret.

Ada satu lagi budaya yang tidak ditemukan di tempat lain , yaitu berupa alat musik khas, yang disebut dengan Sasando. Alat musik sasando merupakan alat musik petik suaranya mirip gitar dan  terbuat dari daun lontar.

Sumber : situs resmi provinsi ntt

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Provinsi Nusa Tenggara Timur"

Post a Comment