Lazada e-commerce Populer di Asia Tenggara

Lazada indonesia, sejarah lazada, e commerce lazada
Lazada Indonesia didirikan pada tahun 2012. Lazada merupakan cabang dari jaringan retail online Lazada Asia Tenggara. Lazada dibentuk oleh Samwer bersaudara, yaitu Alexander Samwer, Marc Samwer dan Oliver Samwer. Mereka adalah orang-orang dibelakang Rocket Internet, penyokong dana berdirinya Lazada. Sampai saat ini jaringan Lazada Asia Tenggara menyebar di enam negara yatu, Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filiphina. Lazada sendiri adalah bagian dari perusahaan internet Jerman, Rocket Internet yang berpusat di kota Berlin.

 Sejarah  Lazada
Januari 2012. Rocket Internet yang berkantor pusat di Berlin, Jerman mendirikan kantor di Jakarta.
15 Maret 2012. Peluncuran website Lazada, yaitu : www.lazada.co.id. Disamping mendirikan kantor di Jakarta, Lazada juga mendirikan di lima negara lain di wilayah asia tenggara, yaitu negara Thailand, Malaysia, Vietnam, Philipina.
Perkembangan Lazada menjadi e-commerce terdepan tidak lepas dari suntikan dana dari beberapa  investor. Tercatat sejak tahun 2012 Lazada telah menerima dana segar sejumlah 90 Juta dolar.

Sebagai salah satu startup dengan pendanaan terbesar di Asia Tenggara, Lazada yang pada tahun 2016, Lazada Indonesia dengan CEO-nya Magnus Ekbom, dalam perjalanannya pada bulan bulan awal Lazada hanya memiliki tidak lebih dari 100 karyawan, kini telah memperkerjakan karyawan mencapai 1000 orang, yang tujuh puluh lima persen adalah anak muda berumur kurang dari 30 tahun. Hal lain yang dibanggakan Lazada menurut Magnus Ekbom adalah kontrol kualitas barang yang sangat ketat, hal ini bertujuan untuk memastikan kepuasan pelanggan.
Berdasarkan laporang dari Rocket Internet, Lazada Group berhasil mendapatkan pemasukan kotor $ 1 miliar, sampai bulan Maret 2015. Selain itu Lazada Group mendapatkan 5juta pelanggan tahun lalu dan lima juta kunjungan harian. Perusahaan ini memiliki 1,6 juta SKU, 15.000 penjual aktif, 51 partner logistik. Rencana kedepan Lazada akan membentuk Jasa Pengiriman Barang sendiri.
Ada beberapa faktor utama yang membuat Lazada Group menjadi kuat bersaing dengan pertumbuhan e-commerce lokal yang menggeliat. Faktor tersebut adalah kesabaran dalam menyelami pasar Indonesia.

“ Kami akan melakukan apapun untuk mencapai tujuan..Bila Anda ingin menang, maka jadilah yang lebih baik dari kami. Kultur kami adalah ingin mengalahkan siapa saja yang mencoba bersaing dengan kami...saya tidak pernah takut akan hal itu, dan ingin membuktikan bila kami tidak bisa dengan mudah dikalahkan” (sumber : https://id.techinasia.com)

Saham
Tahun 2012 Lazada mendapat kucuran dana dari JP Morgan, dengan nilai yang tidak disebutkan jumlahnya, namun rumor menyebutkan nilainya sekitar US$ 50 juta atau Rp. 657 milyar, selang beberapa bulan kemudian, Lazada memperoleh investasi sebesar US$40 juta dari Kinnevik, sebuah perusahaan ritel asal Swedia. Pada bulan Desember Lazada kembali mendapat sokongan dana sebesar US$26 juta dari Summit Partners, yaitu sebuah perusahaan ekuitas swasta berlokasi di Jerman.
Memasuki tahun 2013, pada bulan Januari, Lazada memperoleh investasi sebesar US$20 juta dari Tengelmann, sebuah modal ventura di Jerman. Pada bulan Juni 2013, Lazada menerima inestasi dengan nilai US$100 juta, atau sekitar 1,3 triliun rupiah. Pada saat itu Lazada meluncurkan aplikasi mobile untuk platform Android dan iOS. Pada bulan Desember 2013, Lazada mendapat investasi tambahan sebesar US$250 juta dari Tresco PLC, Access Industries, dan investor sebelum-sebelumnya. Dengan pendanaan yang menggiurkan tersebut Lazada membuka kantor di Singapura pada Mei 2014, dan modal ventura milik pemerintah Singapura Temasek memberikan dana segar sekitar Rp. 3,2 triliun. Angka investasi terbesar saat itu untuk mendanai sebuah startup teknologi di Asia Tenggara.

Baru-baru pada tanggal 12 April 2016 raksasa online Alibaba mengakuisisi saham mayoritas lazada sebesar US$ 1 milyar. Ini adalah langkah baru bagi Alibaba untuk penetrasi pasar ke luar tiongkon dan mengepakan sayap di Asia Tenggara. Bagi Lazada sendiri dengan akusisi dari pihak Alibaba menjadi suntikan segar kerugian dan dikabarkan hampir bangkrut akibat gencarnya promosi dan subsidi bagi pedagang untuk memberikan diskon.
Alibaba menginvestasikan US$ 500 juta dalam bentuk modal segar dan US$ 500 juta dalambentuk pembelian saham. Akuisisi senilai US$ 1 Milyar ini adalah yang terbesar di Asia Tenggara untuk sebuah perusahaan e-commerce.

Jika dilihat dari pertumbuhan keuntungan kotor sendiri, Lazada mencatat laba yang meningkat dari tahun tahun sebelumnya.
Hampir tiga puluh juta produk ditawarkan Lazada. Dengan dibagi menjadi beberapa kategori, seperti elektronik,  fashion pria, fashian wanita, kesehatan/kecantikan, bayi dan mainan anak, olahraga dan travel, otomotis dan media, barang rumah tangga, Kamera, ponsel/smartphone,tablet, notebook/laptop dan produk-produk lainnya.

Pada tahun 2014 transaksi Lazada menyentuh angka 4 triliun. Dengan pencapaian ini Lazada ditahun tersebut mencapai pertumbuhan yang kuat dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 Lazada memperoleh jumlah transaksi kurang lebih 1,2 triliun rupiah. Berarti meningkat 2,8 triliun. Sedangkan pada tahun 2015, transaksi perdagangan Lazada mencapai angka 13, 1 triliun, yang berarti tika kali lebih tinggi dari transaksi di tahun 2014.

Pertumbuhan ini tidak lepas dari kebijakan Lazada pada awalnya yang hanya memasarkan produk dari pergudangan miliknya sendiri. Keadaan ini terjadi pada akhir tahun 2013 setelah perusahaan meluncurkan marketplace untuk pedagang pihak ketiga. Bersumber dari Maximillian bahwa kurang lebih tujuh puluh persen transaksi di Lazada dikuasai oleh pedagang pihak ketiga. Pedagang ini merupakan kunci pertumbuhan Lazada. Sampai akhir tahun 2015, tercatat Lazada memiliki sekitar 15.000 pedagang yang menggunakan layanan e-commerce Lazada.

Indonesia sendiri merupakan target terbesar dari transaksi Lazada di wilayah Asia Tenggara. Tiga puluh persen total transaksi terjadi di Lazada Indonesia.
Namun dibalik cerita manis Lazada sebagai jawara e-commerce di wilayah Asia Tenggara, sebenarnya Lazada mengalami kerugian yang nilainya tidak sedikit. Dari laporan Rocket Internet bahwa Lazada mengalami kerugian sekitar 2 triliun pada tahun 2014. Kerugian ini meningkat dari tahun sebelumnya. Kerugian Lazada terjadi dari biaya operasional, seperti menggaji karyawan yang total karyawan hampir mencapai 4500 orang. Promosi besar-besaran juga menjadi penyumbang kerugian dari Lazada disamping, berkali-kali Lazada memberikan subsidi bagi pedagang untuk melakukan diskon barang yang ditawarkan.

Sebagai e-commere, Lazada memberikan kepuasan bagi konsumen yang berbelanja. Sehingga tidak salah jika Lazada Indonesia menjadi ritail online yang diutamakan oleh konsumen di Indonesia. Namun demikian beberapa hal terkait kepuasan pelanggan juga sering terjadi. Tertukarnya pesanan konsumen, waktu pengiriman yang tidak tepat sesuai yang dijanjikan, namun secara umum,  pelayanan Lazada amat memuaskan.

Produk-produk lazada merupakan produk dari berbagai penjual partai besar maupun kecail. Jika Anda memiliki produk unik dan ingin di pasarkan secara online, Lazada adalah tempatnya. Lazada memiliki kunjungan unik sekitar satu setengah juta pengunjung. Lazada tidak memungut biaya sepeserpun kepada penjual/seller, selain komisi standar sesuai peraturan yang disepakati.

Alamat  Lazada Indonesia
Alamat website resmi : www.lazada.co.id
alamat kantor : Plaza Agro Lt. 8 dan 9
Jl. H.R Rasuna Said Kav.x2/I,Plasa Great River, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12950, telephone (021) 80630200

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Lazada e-commerce Populer di Asia Tenggara"

Post a Comment