PTK Menurut Suharsimi Arikunto

Penelitian Tindakan Kelas Menurut Suharsimi Arikunto
Pengertian  (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas dalam bahasa Inggris adalah  classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah  menunjukan  isi yang terkandung di dalamnya , yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan dikelas.
Ada tiga kata dalam penelitian tindakan kelas, masing masing  dapat diterangkan  
1.    Penelitian -menunjukan pada suatu kegiatan mencermati suatu objekdengan mengunakan cara dan aturan metodologi terteentu unutk  memperoleh data atau  informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2.    Tindakan -menunjkan pada suau  gerrak kegiatan yang sengaja dilakukan dalam tujuan terteentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan unutk siswa.
3.     Kelas  - dalam  hal ini kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu  yang sama , menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. jadi kelas bukan seperti pengetian kita selam ini yaitu, berwujud bangunan yang di dalamnya ada guru dan siswa. Jelas pengertian kelas tersebut adalah salah namun kita terbiasa   mengartikan seperti itu.
Pada dasarnya penelitian tindakakan ( kita buang kata kelas, karena akan mempersempit pembahasan) dapat dilakukan oleg guru, kepala sekolah, Pengawas, bahkan siapa saja yang berminat melakukan tindakan dalam rangka perbaikan pengajaran.
Prinsip Penelitian Tindakan
Agar dalam memperoleh informasi atau kejelasa yang lebih baik tentang penelitian tindakan, perlu kiranya dipahami prinsip-prinsip yang harus dipenuhi apabila melakukan penelitian tindakan. Adapun prinsip-prinsip yang  dimaksud adalah sebagi berikut.
1.       Kegiatana Nyata dalam Situasi Resmi
Artinya  Penelitian dilaksanakn guana perbaikan  proses belajar mengajar. Apabila penelitian dilakukan pada situasi yang tidak nyata, apa gunanya? Penelitian tindakan dilakukan dengan menyusuikan dengan jadwal aslinya, dan yang lebih penting lagi penelitian dilakukan dalam situasi resmi, tidak dibuat-buat.
2.       Adanya kesadaarn diri untuk memperbaiki kinerja
Penelitian tindakan didasarkan atas sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka hal -hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. dengan  kata lain penilitian dilaksananakan atas dasar sukarela, dengan senang hati. Guru mengadakan penelitian tindakan karena menginginkan hasil kegiatan belajaar mengajar yang lebih baik.
3.       SWOT sebagai dasar berpijak.
SWOT terdiri atas unsur S-Strength (kekuatan), W-Weaknesses (kelemahan) O-Opportunity (kesempatan), T-Threat (ancaman ), empat hal tersebut dilihat dari sudut guru yang melaksanakan penelitian atau sisiwa yang dikenai tindakan. Kekuatan dan Kelemahan yang ada pada diri peneliti dan subjek tindakan diidentifikasi secara cermat sebelum mengidentifikasi yang lain. Dua unsur yang lain yaitu, kesempatan dan ancaman , diindentifikasi dari yang ada di luar diri guru atau penelitidan jugha diluar diri sisiwa atau subjek yang dikenai tindakan.
4.        Upaya empiris dan sistematik
Prinsip keempat ini merupakan penerapan dari prinsip ketiga. Dengan telah dilakukan analisis SWOT , tentu saja apabila guru melakukan tindakan penelitian tindakan, berarti sudah melaksanakan prinsip empiris, dan sistematik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang digarap. Pembelajaran adalah sebuah sistem, yang keterlaksanaannya didukung oleh unsur-unsur yang saling kait mengait.
5.       Ikuti prinsip SMART dalam perencanaan.
SMART, S- Specific, khusus tidak terlalu umum, misalkan meneeliti satu aspek dalam pelajaran Bahasa Indonesia yaitu aspek membaca, dan lain sebagainya. M-Managable, dapat dikelola, dilaksanakan. Artinya penelitian harus mudah dilaksanakan, tidak berbelit, misal: kesulitan mencari lokasi, mengumpulkan data, mengoreksi, kesulitan biaya atau kesulitan dalam bentuk lain. A- Acceptable dapat diterima ilingkungan, dapat dicapai. Artinya subjek yang dikenai tindakan menerima, dan tidak mengeluh gara -gar guru melakukan tinddakan, dan juga lingkungan tidak terganggu karenanya.  Apabila sisiwa mengeluh maka hasil penelitian tidak mencerminkan wujud sebenarnya.  R -Realistic, operasional, terjangkau. Maksudnya penelitian harus berdasarkan keadaan sebenarnya. Tidak menyimpang dari kenyataan  dan jelas manfaatnya.  T-Tim-bound, diikat oleh waktu, terencana. Artinya dalam melaksanakan penelitian harus direncanakan kapan dapat dilihat hasilnya.
Dalam  melaksanakan penelitian tindakan peneliti atau guru harus memeprhatikan  metode pembelajaran yang akan dilaksanakan, yaitu
a)      bukan seperti biasa, artinya tindakan dalam penelitian harus berbeda dari apa yang bisasa dilakukan. Sebagai contoh, jika dalam metode diskusiyang biasa, gru memberikan tugas kepada sisiwa-sisiwa diskusi-lalu mempresentasikan.maka dalam pnelitian tindakan harus dibuat berbeda,misalnya dalam metode diskusi tiap kelompok diberi tugas yang berbeda-beda.
b)       terpusat pada Proses , bukan hasil semata-mata.
Alur Penalaran penelitian Tindakan
Sebelum melaksanakan penelitian tentunya peneliti memilik masalah  atau ketidak puasan. Masalah ;Siswa terlambat datang ke seolah. Gejala keterlambatan ini harus dijelaskan bukti-buktinya, berapa lama terlambat, apa alasan terlambat, berapa orang yang terlambat, dan lain-lain..
Latar belakang/Penyebab; kemungkinan
1)       bangun kesiangan
2)       jarak dari rumah kesekolah jauh
3)       susah mencari kendaraan
4)       lalau lintas di perjalanan macet.
Tindakan apakah yang tepat diambil oleh guru? Dalam hal ini guru tidak mengatasi masalah pada penyebabanya (latar belakang) , tetapi harus pada masalah langsung. Mengapa guru tidak mengatasi pada latarbelakang? Perhatikan penjelas berikut:
·         Penyebab ke satu : bangun kesiangan, guru tidak dapat mengatasi masalah ini karena  tidak dapat datang untuk membangunkan siswa. Guru juga tidak dapat meminta tolong orang tua untuk membangunkan anaknya karena minta tolong tidak termasuk  tugas profesional guru.
·         Penyebab kedua : jarak antar rumah dengan sekolah jauh
·         Penyebab ketiga : susuah mencari kendaran
·         Penyebaba keempat : lalu lintas macet
Ketiga pennyebab terakhir ini tidak dapat diatasi. Guru tidak berdaya mengubah jarak, membantu mengatasi masalah kendaraan , dan kemacetan laul lintas. Namun demikian , masalah keterambatan sisiwa datang ke sekolah harus dapat diatasi. Dengan cara yang guru dapat dan mampu lakukan. Hal yang bisa guru lakukan adalah mengubah cara mengajar dengan metode yuang lebih menarik sehingga sinswa memaksa diri datang lebih awal. Berikut ini permasalahan lain yang juga banyak dikemukan oleh guru namun tidak tepat, penelitian unutk mengetahui pengaruh latar belakng pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa . Dalam hal ini guru tidak melakukan apa-apa, bahkan berfikir kurang tepat. Guru berprasangka,  jika pendidikan orang tua siswa tinggi , pasti dapat memberikan bimbingan kepada anaknya dalam belajar sehingga prestasi anak –anaknya tinggi, Justru penelitian ini sangant berbahaya. Jika prestasi sisiwa yang orang tuanya berpendidikan tinggi lebi baik dari sisiwa yang orang tuanya berbendidikan rendah, saran peneliti harus berbunyi: “ orang tua sebaiknya berpendidikan tinggi agar prestasi anak baik” . Namun jika hasilnya terbalik saran yang dikemukakan harus berbunyi “ sebaiknya orang tua sisiwa tidak usah berpendiidkan tingi karena dikhawatirkan prestasi anaknya menjadi tidak baik”.
Selain itu, ada contoh lain yang tidak ada gunanya sama sekali bahkan dapat menyinggung perasaan orang lain. Yaitu penelitian oleh guru yang membandingkkan pretasi belajar siswa ditinjau dari latar belakang sosial ekonomi orang tua.  Hasilnya sudah jelas tanpa melalui penelitian. 

dirangkum  dari buku PTK karangan Prof. Suharsimi Arikunto

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PTK Menurut Suharsimi Arikunto"

Post a Comment