Contoh Proposal PTK Mapel PKN MI/SD
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pengalaman mengajar selama proses
belajar mengajar mata pelajaran PKn siswa kelas VI MI GUPPI Talagening diketahui
bahwa masih terdapat beberapa masalah yang kiranya perlu dipecahkan oleh guru
sehinga tujuan pembelajaran PKn dapat tercapai secara maksimal. Masalah-masalah
tersebut antara lain :
1)
dari sisi guru; metode pembelajaran yang sering digunakan
pada mata pelajaran PKn adalah metode
ceramah dan tanya jawab, hal tersebut tidak selamanya salah, hanya saja dalam
beberapa hal siswa menjadi kurang aktif dan terkesan monoton.
2)
dari sisi murid antara lain; banyak
murid kurang aktif dalam proses belajar mengajar dengan ciri-ciri; kurang
bahkan tidak mengajukan pertanyaan dari materi yang diajarkan, tidak memberikan
jawaban atas pertanyaan guru, kurangnya perhatian murid terhadap materi yang
dijelaskan guru, hal lainnya yaitu; murid kurang antusias mengikuti pelajaran PKn.
3)
Hasil pembelajaran Pkn lebih sering menekankan
pada aspek kognitif saja, dan mengabaikan aspek afektif, serta psikomotor
padahal sedikitnya ada empat peran moral persekolahan, yaitu sebagai pengembang
potensi moral, sebagai pewaris nilai moral sosial, sebagai idialitas kehidupan
moral masyarakat, serta sebagai laboratorium moralitas siswa.
4)
Dari
hasil evaluasi
terhadap mata pelajaran Pkn kelas VI menunjukan hasil nilai rata-rata dibawah KKM. Kriteria
Ketuntasan Minimal mata pelajaran PKn pada kelas VI MI GUPPI Talagening tahun
pelajaran 2013/2014 adalah 7,00. Dari 18 siswa di ketahuai sejumlah 14 anak
masih memperoleh nilai di bawah KKM tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang diidentifikasi pada proses
belajar mengajar mata pelajaran PKn pada murid kelas VI MI GUPPI Talagening
di atas, maka salah satu pemecahan masalah yang dapat
dilakukan oleh guru adalah dengan merubah model pembelajaran yang digunakan ke
arah pembelajaran yang dapat memberikan peluang kepada
murid untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Salah
satu model
pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran role
playing.
Beberapa alasan penggunaan pembelajaran role playing
pada mata pelajaran PKn murid kelas VI MI GUPPI Talagening, Kecamatan Bobotsari
antara lain :
1)
Memberikan pengalaman langsung kepada
murid untuk memecahakan masalah yang dihadapinya secara nyata,
2)
dengan pembelajaran bermain peran membantu
murid menentukan makna-makna kehidupan dari lingkungan sosial yang bermanfaat
bagi dirinya, dan
3)
melatih murid untuk menjunjung tinggi
nilai-nilai moral dandemokratif sekaligus bertanggung jawab dalam mengimplementasikan
nilai-nilai pancasila
Cara pembelajaran yang membuat siswa sebagai objek
pendidikan seharusnya tidak ada lagi tempat dalam pendidikan di Indonesia. Atas
dasar itulah, perlu kiranya pengguanaan model pembelajaran yang dapat mendorong
siswa memahami nilai-nilai moral dan mampu melaksanakan nilai moral dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan alasan di atas, maka peneliti merasa
tertarik sekaligus melatarbelakangi penulis untuk mengkaji lebih dalam tentang
pembelajaran role playing terkait dengan upaya meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran PKn siswa kelas VI MI GUPPI Talagening.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada latar
belakang, maka objek yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah;
“Apakah penggunaan metode pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan proses perumusan dasar negara
pada mata
pelajaran PKn kelas VI MI GUPPI Talagening?”
C.
Tujuan Penelitian
Searah dengan rumusan masalah yang diajukan, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran
Role Playing dalam meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran PKn kelas VI
MI GUPPI Talagening
D.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan ada
beberapa manfaat yang akan diperoleh antara lain,
1.
Bagi penulis, sebagai referensi dan
dapat lebih mengembangkan metode pembelajaran di Madrasah tempa bertugas.
2.
Bagi Madrasah :
1.
Meningkatnya hasil belajar siswa dalam
pembelajaran PKn
2.
Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif
( PAIKEM) di sekolah
3.
Bagi Guru :
1.
Mengetahui metode pembelajaran yang
bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran PKn.
2.
Diperolehnya metode yang tepat untuk
materi Proses perumusan dasar Negara.
E.
Diskripsi Teori
a)
Hasil Belajar.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya (Nana, 2008 : 2).Hasil belajar adalah
hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberi tes hasil
belajar pada setiap akhir pelajaran (Dimyati dan Mujiono, 2006 :3)
Hasil Belajar menurut Bloom;Selanjutny, menurut Bloom
dalam Agus(2010 : 6) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik, hal yang sama juga diungkapkan oleh Agus(2010 : 7) hasil belajar
adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek
potensi manusia saja.
Hasil Belajar menurut Syaiful dan AswanMenurut Syaiful
dan Aswan(2006 :107) setiap proses belajar selalu menghasilkan hasil
belajar.Masalah yang dihadapi adalah sampai di tingkat mana prestasi belajar
yang dicapai.
Berdasarkan pengertian hasil belajar diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan
yang dimiliki siswa yang dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh siswa
dari serangkaian tes yang dilaksanakan setelah siswa mengikuti proses
pembelajaran.
Dalam proses memperoleh hasil belajar yang lebih baik
itu diperlukan model pembelajaran yang tepat artinya yang sesuai dengan kondisi
dan keadaan kehidupan sehari-hari yang akrab dengan kita atau istilahny
kontekstual, sehingga apa yang menjadi hasil belajar dapat terpenuhi dengan
jumlah pengukuran hasil belajar diatas standar yang ada.
Didalam proses pembelajaran guru sebagai pengajar
sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka
membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik yang tentunya dipengaruhi oleh
kualitas dan factor intern siswa itu sendiri.
Dalam mengikuti proses pembelajaran disekolah sudah
pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapat hasil belajar yang baik, sebab
hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya.
Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula.
Jika proses belajar tidak optimal, sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar
yang baik.
b) Model Pembelajaran Role Playing
Model role playing adalah suatu
cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan
penghayatan siswa.Pengenbangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Materi ajar dipilh dan disusun sebagai paket pro
dan kontra.Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri
dari tiga atau empat orang.
Model ini banyak melibatkan siswa dan membuat siswa
senang belajar, serta model ini mempunyai nilai tambah yaitu.
a.
Dapat menjamin
partisipasi seluruh siswa dan memberi kesempatan yang sama untuk
menunjukkan kemampuannya dalm bekerja sama hingga berhasil.
b.
Permainan
merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa (prasetyo, 2001)
Pembelajaran dengan role playing merupakan suatu
aktivitas yang dramatic, bertujuan mengeksploitasi beberapa masalh yang
ditemukan untuk melengkapi partisipasi dan pengamat dengan pengalaman belajar
yang nantinya dapat meningkatkan pengalaman(Prasetyo, 2001)
Menurut mulyasa(2005) pembelajaran degan role playing
ada tujuh tahapan yaitu; Pemilihan masalah, pemilihan peran, menyusun
tahap-tahap bermain peran, menyiapkan pengamat, tahap pemeranan,diskusi dan
evaluasi serta pengambilan keputusan.
Pada tahap pemiihan masalah, guru mengemukakan masalah
.tahap pemilihan pemilihan peran yang sesuai degan permasalahan yang akan
dibahas, mendeskripsikan karakter dan apa yang harus dikerjakan oleh para
pemain. Tahap berikutny adalah menyiapkan pengamat, pengamat dari kegiatan ini
adalah semua siswa yang tidak menjadi pemain atau pemeran.Setelah semuany siap
maka dilakukan kegiatan pemeranan. Pada tahap ini para peserta didik mulai
beraksi sesuai peran masing-masing sesuai dengan yang terdapat pada skenario
bermain peran. Dalam hal ini guru menghentikan permainan pada saat terjadi
pertentangan agar memancing permasalahan agar didiskusikan. Masalah yang muncul
dari bermain peran dibahas pada tahap diskusi dan evaluasi.
2)
Kerangka Berpikir
Kemampuan guru dalam memilih dan memilah model yang
relevan dengan tujuan dan materi pelajaran merupakan kunci keberhasilan dalam
pencapaian prestasi belajar siswa. Tuntutan tersebut mutlak dilakukan oleh
seorang guru, apabila melalukan transfer ilmu khususnya PKn. Hal tersebut juga
sejalan dengan tuntutan kurikulum saat ini yang sangat memperhatikan
kepentingan pembelajaran pembelajaran yang akan digunakan.
Bermain peran pada prinsipnya merupakan pembelajaran
untuk ‘menghadirkan’ peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu
‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai
bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap. Pembelajaran ini
lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan
pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.
3)
Hipotesis
Tindakan
Dari kerangka pemikiran yang
telah diuraikan diatas maka dapat diajukan hipotesis tindakan dalam penelitian
ini, yaitu:
“Jika model pembelajaran role playing diterapkan dalam mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pokok bahasan Perumusan Dasar Negara, maka hasil belajar siswa Kelas VI MI GUPPI
Talagening Kec. Bobotsar akan meningkat”
F.
Metode Penelitian
1.
Setting Penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di MI GUPPI Talagening, sebuah desa di bagian
barat kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga.
MI
GUPPI Talagening merupakan satu dari tujuh madrasah ibtidaiyah yang terdapat di
kecamatan Bobotsari.Pada tahun pelajaran ini, diketahui bahwa jumlah siswa MI
GUPPI Talagening tercatat 180 siswa.
2.
Subjek Penelitian
Subjek
dari penelitian ini adalah siswa kelas VI MI GUPPI Talagening dengan jumlah
keseluruhan 18 anak. Dengan rincian 10
siswa berjenis kelamin putra dan selebihnya berkelamin putri
3.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
a.
Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian adalah deskriptif. Menurut
Suryabrata (2001:23) penelitian deskriptif diarahkan untuk memberikan
gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat,
mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.Dengan demikian, penelitian
deskriptif diharapkan mampu memberikan suatu kesimpulan yang luas dan mendalam
serta memiliki nilai faktual yang tinggi terhadap fenomena yang sedang
berkembang, dalam hal ini aktivitas belajar murid kelas VI MI GUPPI Talagening
Kacamatan Bobotsari, Purbalingga.
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara
kualitatif, yaitu data hasil pelaksanaan tindakan diinterpretasikan secara
naratif, sehingga diperoleh gambaran jelas tentang peningkatan hasil belajar
melalui model role playing, murid kelas VI MI GUPPI Talagening.
b.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
(Classroom action research), merupakan penelitian tindakan kelas jenis
Partisipan, ialah apabila orang yang akan melakukan penelitian harus terlibat
langsung di dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian
berupa laporan penelitian.
Aqib (2009: 21) menyebutkan bahwa terdapat 4 model
PTK yaitu : 1) Model Kurt Lewin, 2) Model Kemmis dan Mc. Taggart, 3) Model John
Elliot, dan 4) Model Dave Ebbutt. Namun demikian, model yang dipilih untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt Lewin, dimana dalam setiap
siklus terdapat kegiatan utama yang terdiri dari :
1) perencanaan tindakan,
2) pelaksanaan tindakan,
3) observasi dan evaluasi, dan
4) refleksi.
c.
Prosedur Penelitian
Karena Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas, maka pelaksanaannya dilakukan dengan cara bersiklus. Tiap siklus
dilakukan perubahan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Berikut ini
disajikan diagram siklus pelaksanaan tindakan :
Penelitian di laksanakan dalam dua siklus kegiatan,
dimana pada masing-masing siklus terdiri dari (2 x) dua kali kegiatan tatap
muka, sehingga total kegiatan tatap muka selama dua siklus adalah (4 x) empat
kali kegiatan. Standar kompetensi yang diajarkan pada siklus I adalah : (1)
Memahami kebebasan berorganisasi, sedangkan siklus II adalah : (2) Menghargai
keputusan bersama. Masing-masing siklus berikut standar kompetensi yang
diajarkan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dengan kegiatan utama
sebagai berikut :
1)
Menyusun perangkat pembelajaran berupa
silabus dan skenario pembelajaran (RPP), dan media gambar.
2)
Menyusun format observasi dan evaluasi
pembelajaran.
3)
Menyusun dan mendesain skenario
pelaksanaan tindakan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap tindakan terdiri dari :
1. Pertemuan I :
a) Menyiapkan murid untuk menerima materi
pelajaran.
b) Mengelola kelas.
c) Absensi kehadiran murid.
d) Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui
model Role Playing
e)
Menyajikan materi pelajaran yaitu pengertian dan contoh-contoh
organisasi di sekolah dan di lingkungan masyarakat.
f) Menjelaskan pasal dalam UUD 1945 tentang
kebebasan berorganisasi.
g) Memperlihatkan beberapa gambar perkumpulan
atau kelompok.
h) Melakukan tanya jawab tentang hasil
pengamatan gambar.
i) Guru memberikan contoh bentuk-bentuk
organisasi.
j) Memberikan kesempatan kepada murid untuk
mengajukan pertanyaan.
k) Melakukan umpan balik kepada murid.
l) Murid dibagi menjadi 4 kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang, setiap anggota kelompok mendapat
perannya sendiri.
m)
Guru menjelaskan tujuan pembagian kelompok.
n)
Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempersiapkan belajar
bermain peran terkait dengan materi pelajaran, yaitu berorganisasi.
2.
Pertemuan II :
a) Menyiapkan perangkat pembelajaran, lembar observasi,
dan teks dialog peran.
b) Menanyakan kesiapan murid untuk
menerima materi pelajaran sekaligus kesiapan untuk melakukan kegiatan bermain
peran.
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran Role Playing
dan motivasi murid.
d) Melakukan review pembelajaran pertemuan I.
e) Guru mempersiapkan masing-masing
kelompok untuk bersiap melakukan bermain peran yang ditugaskan. Dalam hal ini
kelompok I mendapat kesempatan pertama, dan selanjutnya diikuti oleh kelompok
lainnya secara bergantian.
f)
Guru melaksanakan observasi aktivitas belajar murid melalui format
observasi yang telah disiapkan sebelumnya.
g)
Hingga kegiatan bermain peran oleh masing-masing kelompok berakhir, Guru
menyimpulkan materi pelajaran.
c. Tahap Observasi dan evaluasi
Observasi
dilaksanakan pada saat masing-masing kelompok melaksanakan bermain peran.
d. Tahap Refleksi
Kegiatan
pada langkah ini adalah pencermatan, pengkajian, analisis, sistesis dan
penilaian terhadap hasil observasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Jika
terdapat masalah dari proses refleksi pertama, maka dilakukan proses pengkajian
ulang pada siklus berikutnya.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Tahap
perencanaan dengan kegiatan utama sebagai berikut :
1) Menyusun perangkat pembelajaran berupa
silabus dan skenario pembelajaran (RPP), dan media gambar.
2) Menyusun format observasi dan evaluasi
pembelajaran.
3) Menyusun dan mendesain simulasi menghargai
keputusan bersama, sehingga masing-masing murid mendapat perannya
masing-masing.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap
tindakan terdiri dari :
1) Pertemuan I :
a)
Menyiapkan murid untuk menerima materi pelajaran.
b)
Mengelola kelas.
c)
Absensi kehadiran murid.
d)
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
e)
Menyajikan materi pelajaran bentuk-bentuk keputusan bersama.
f) Menjelaskan tata cara pengambilan keputusan
bersama.
g)
Menyebutkan manfaat musyawarah.
h)
Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajukan pertanyaan.
i) Melakukan umpan balik kepada murid.
J)
Guru mendemonstrasikan cara menyelesaikan masalah dengan hasil keputusan
bersama.
k)
Mendiskusikan bersama kelompok belajar murid tentang cara dalam bermusyawarah
dan akibat yang muncul akibat tidak musyawarah.
l) Menjelaskan tata cara bermusyawarah.
m) Guru menjelaskan teknis pelaksanaan peran
yang harus dilakukan murid pada masing-masing kelompok untuk dimainkan pada
pertemuan berikutnya.
2) Pertemuan II :
a) Menyiapkan perangkat pembelajaran, lembar
observasi, dan teks peran.
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran Role Playing
dan motivasi murid.
c) Melakukan review pembelajaran pertemuan I.
d) Guru mempersiapkan masing-masing kelompok
untuk bersiap melakukan peragaan peran yang ditugaskan. Dalam hal ini kelompok
IV mendapat kesempatan pertama, dan selanjutnya diikuti oleh kelompok III, II
dan I.
e) Guru melaksanakan observasi aktivitas belajar
murid melalui format observasi yang telah disiapkan sebelumnya.
f) Hingga kegiatan bermain peran oleh
masing-masing kelompok berakhir, Guru menyimpulkan materi pelajaran.
c. Tahap Observasi dan evaluasi
Observasi
dilaksanakan pada saat masing-masing kelompok melaksanakan bermain peran.
d. Tahap Refleksi
Kegiatan
pada tahap ini adalah menganalisis hasil kegiatan siklus I dan II dengan
melihat dan mengkaji ketercapaian pembelajaran melalui model Role Playing
sehingga dapat diketahui perbandingan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan
siklus II
d.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam
penelitian tindakan kelas, format observasi digunakan untuk merekam data
proses belajar mengajar yang dilaksanakan.
1. Observasi
Observasi atau pengamatan dimaksudkan untuk
mengumpulkan berbagai informasi atas aktivitas murid dan guru saat pelaksanaan
tindakan di kelas yang meliputi observasi kelompok dan penilaian diri.
2. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk memperoleh data
hasil belajar murid setelah mempelajari bahan siklus I dan siklus II melalui
soal evaluasi.
e.
Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam PTK ini
adalah teknik analisi deskriptif deduktif. Dengan teknik ini makadata yanga telah
dikumpulkan dai hasil penelitian akan disortir untukl selanjutynya dan
selanjutnya disajikan dalam bentuk prosentasi atau table distribusi untuk
selanjutnya dilakukan penafsiran dan pemaknaan secara kualitatif dalam bentuk
seperti tinggi rendah, tuntas atau tidak tuntas, aktif tidak aktif, dan lain
sebagainya.
G.
Jadwal
Penelitian
Jadwal
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) direncanakan selama 3 bulan (September
- November 2013) dengan rincian sebagaimana disajikan pada tabel berikut:
H.
Indikator Ketercapaian Penelitian
I.
Sistematika Penulisan
Dalam penelitian PTK ini, peneliti menyususn
Sistematika Penulisan Proposal sebagai berikut
a.
Judul PTK
b.
Latar Belakang Masalah
c.
Rumusan Masalah
d.
Tujuan Penelitian
e.
Manfaat Penelitian
f.
Kajian Pustaka
g.
Kajian teori
h.
Hipotesis Tindakan
i.
Metode Penelitian
j.
Indikator Ketercapain Penelitian
k.
Sistematika Penulisan
l.
Kepustakaan
J.
Kepustakaan
ibu/bapak guru sedang memerlukan RPP K13 KTSP SD dan PTK SD superlengkap KLICK DISINI atau BBM 7f5d505e
ReplyDelete