KH. Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah
KH. Ahmad Dahlan dilahirkan di kampung Kauman Jogjakarta pada tahun 1868 Masehi. Nama kecilnya adalah Muhammad Darwis. KH Ahmad Dahlan dilahirkan dari satu keluarga yang taat beragama Islam. Ayahnya bernama KH Abu Bakar. Ia merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara.
Muhammad Darwis yang terlahir sebagai anak laki-laki pertama dalam keluarga menjadikan dia sangat disayangi oleh ayah, ibu dan kakak-kakaknya. Meskipun demikian Darwis tidak menjadi anak manja. Ia patuh dan penurut pada kehendak orang tuanya.
Muhammad Darwis juga menaruh hormat kepada anggota keluarga yang lain seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain. Selama kanak-kanak, kehidupan Muhammad Darwis penuh kegembiraan. Ia sering bermain dengan kawan-kawannya. Mereka senang bergaul dengan Muhammad Darwis karena ia seorang anak yang jujur dan suka menolong. Bahkan apabila teman-temannya saling berselisih, Muhammad Darwis selalu berusaha melerai dan mendamaikan. Ia berusaha supaya mereka berbaik kembali. Muhammad Darwis senang perdamaian. Tetapi kalau ia dihina tentunya akan melawan. Ia juga seorang anak yang berani dan keras dalam mempertahankan perdamaian.
Muhammad Darwis juga senang membuat barang-barang mainan dan hasil karyanya dimanfaatkan oleh teman-temannya secara bersama-sama. Sejak masa kanak-kanak, Muhammad Darwis telah memiliki jiwa kemasyarakatan, sosial, ketekunan serta jiwa keberanian dan keagamaan yang dibawa dan dikembangkannya hingga dewasa.
Muhammad Darwis seorang ulama yang mempelopori kebangkitan umat Islam Indonesia untuk pembaharuan dalam cara berpikir, beribadah, dan beramal menurut tuntunan agama Islam yang sesuai dengan Al Qur’an dan Hadits.
Pada umur 15 tahun beliau pergi haji dan tinggal di Mekkah selama lima tahun untuk menuntut ilmu agama Islam kepada ulama-ulama besar diantaranya Ibnu Taimiyyah, Muhammad Abduh, Al Afghani, dan Rasyid Ridha. Muhammad Darwis pulang ke Indonesia tahun 1888 dan berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Kemudian beliau menikah dengan Siti Walidah, seorang anak perempuan KH Penghulu Fadhil yang kebetulan masih saudara sepupu. Siti Walidah kemudian terkenal sebagai Nyai Haji Ahmad Dahlan tokoh perserikatan Aisyiah yaitu organisasi wanita dari Muhammadiyah. Mereka dikaruniai enam orang putra putri dari pernikahan tersebut.
KH Ahmad Dahlan mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan Al Qur’an dan Hadits. Untuk melaksanakan cita-cita tersebut maka ia pun mendirikan organisasi Muhammadiyah di kampung Kauman Jogjakarta. Muhammadiyah yang berdiri pada tanggal 18 Nopember 1912. Sejak awal pendiriannya KH Ahmad Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang dakwah dan pendidikan.
Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh KH Ahmad Dahlan ini mendapat tanggapan yang beragam dari keluarga maupun masyarakat sekitarnya. Berbagai tuduhan dan hasutan datang bertubi-tubi padanya. Ia dituduh hendak mendirikan agama baru yang menyalahi agama Islam. Rintangan-rintangan tersebut dihadapi dengan sabar dan dengan keteguhan hatinya beliau terus melanjutkan cita-cita dan perjuangan pembaharuan.
Atas usahanya yang keras dan dukungan dari para ulama lainnya, Muhammadiyah makin berkembang hampir di seluruh tanah air. Pada tahun 1961 pemerintah Republik Indonesia menetapkan KH Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional.
KH Ahmad Dahlan dianggap telah sangat berjasa dalam bidang :
a.mempelopori kebangkitan umat Islam untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang harus belajar dan berbuat.
b.Muhammadiyah telah memurnikan ajaran Islam.
c.Muhammadiyah mempelopori amal usaha dan pendidikan yang sangat diperlukan bagi kebangkitan bangsa dengan jiwa ajaran Islam.
d.Dengan Aisyiah, wanita Islam telah mencapai kemajuan dalam persamaan dengan pria dalam pendidikan dan fungsi sosial.
0 Response to "KH. Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah"
Post a Comment