Konsep Dasar Pendidikan Seni

Konsep Dasar Pendidikan Seni di Pendidikan Formal

Konsep dasar pendidikan seni pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu seni dalam pendidikan dan pendidikan melalui seni.

Konsep Pertama : Seni dalam Pendidikan
Pada awalnya dikemukakan oleh golongan esensialis yang mengganggap bahwa secara hakiki materi seni penting diberikan kepada anak. Menurut konsep ini, keahlian seni seperti melukis, menyanyi dan sebagainya perlu diajarkan kepada anak dalam rangka pengembangan dan pelestariannya. Artinya seni harus diwariskan melalui  lembaga pendidikan termasuk pendidik. Konsekuensi ini tentunya menuntut tenaga pendidik atau guru yang menguasai sepenuhnya dalam bidang kesenian. 

Konsep Kedua  : Pendidikan Melalui Seni
Konsep ini  dipopulerkan oleh Herbert Read dalam Education Truought Art. Berdasarkan pandangan ini, seni dilihat sebagai sarana atau alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan bukan tujuan seni itu sendiri. Konsep Pendidikan Melalui Seni inilah yang dianggap paling sesuai untuk diajarkan atau diselenggarakan di sekolah umum, khususnya pada tingkat dasar dan prasekolah. Penerapan konsep Pendidikan Melalui Seni ini akan menekankan pada “proses” daripada “ hasil”. 

Seni digunakan dalam pembelajaran di sekolah untuk mendorong perkembangan peserta didiknya secara optimal, menciptakan keseimbangan rasional dan emosional. Pendidikan melalui seni pada hakekatnya merupakan proses pembentukan manusia melalui seni. Pendidikan seni secara umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap peserta didik menemukan pemenuhan dirinya (personal fulfillment) dalam hidup.

Idelanya pendidikan mengajarkan anak-anak bagaimana menjadi merdeka ketika mereka berada dalam lingkungan yang terproteksi seperti dirumah dan disekolah misanya. Pengalaman disekolah diharpkan dapat memberi inspirasi yang berguna bagi mereka untuk melanjutkan pendidikannya hingga menjadi orang dewasa. Tujuan pendidikan melalui program seni akan memilihara prilaku tersebut sehingga menjadi lebih eensial membentuk kemandirian anak sebagai pembelajar seuur hidup.

Aplikasi Konsep Seni dalam Konsep Pendidikan Seni
Ada dua cara pengkonsepsian seni, yaitu : Pengkonsepsian atas dasar karya seni dan pengkonsepsian atas dasar modus seni. Cara pengkonsepsian seni yang berdasarkan karya seni dalam perkembangannya di masyarkat menghasilkan 
1. Seni sebagai keindahan
2. Seni sebagai hiburan
3. Seni sebagai media komunikasi
Sementara itu seni atas dasar modus kreasi menghasilkan 
1. Proses kreasi dengan modus imitasi 
2. Proses kreasi dengan modus ekspresi

Seni sebagai Keindahan 
a. Konsep Seni : Seni sebagai keindahan
Defisini seni yang sering kita dengar, orang secara umum juga tidak jarang yang masih mengatakan bahwa seni adalah segala keindahan yang dicipakan manusia. Hal ini sejalan dengan kajian seni secara etimologis bahwa kata seni dalam bahasa sanskerta disebut cilpa (kata sifat yang berarti berwarna), dan kata jadiannya sucilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. 
Hubungan seni dan keindahan sangat jelas, terutama ditinjau dari sudut kebentukan karya seni itu. Seonggok sampah pun jika ditata sedemikian rupa dan ditempatkan pada media atau ruang dengan komposisi tertentu juga akan memerikan nilai estetis karya yang disajikan tersebut. 
Keindahan itu apa? Jika kita mempersoalkan keindahan, The Liang Gie mengemukanan teori keindahan yaitu teori keindahan subjektif dan teori keindahan objektif. 

Teori keindahan subjektif adalah karya seni rupa itu menimbulkan rasa puas, nikmat, kagum, dan indah menurut perasaan seseorang. Hal ini akibat dari stimulus yang dipancarkan dari karya seni yang merespon pengamat yang menyentuh perasaannya. 
Menurut teori keindahan subjektif, indah itu terletak pada diri yang melihat.
Sementara Teori keindahan Objektif memandang bahwa keindahan sebgai suatu kesan yang terdapat pada benda-benda atau karya seni rupa dengan ciri-ciri, kualitas, dan sifat keindahan yang dihasilkan dari suatu kesaatuan unsur seni yang tampak pada benda tersebut. 

b. Konsep Pembelajaran Seni: seni Sebagai Keindahan.
Pada dasarnya proses pembelajaran Pendidikan Seni (istilah sekarang Pendidikan Seni Budaya)  merupakan proses untuk menmbah pengalaman sisa terghada[p pengalaman estetik. Melalui kegiatan belajar, para siswa dapat melakukan pengamataan secara seksama. terhadpa objek yang diamati berdarkan minat dan kesukaanya. Objek yang diamati sangatlah beragam mulai dari benda-benda disekitar sekolah sampai benda-benda yang berada di rumahnya. Proses kegiatan pembelajaran dalam membina siswa untuk menguasai seni dan keindahan dapat dimulai dengan melakukan pengamatan langsung terhadap keindahan alam disekitar. Dari benda-benda yang diamatinya, mereka diarahkan untuk memilih objek yang memiliki cita rasa keindahan berdasrkan pengalamnnya., kemudian dari benda-tersebut pada siswa diajak secar langsung untuk memproduksi karya seni dari benda-benda tersebut menjadi karya seni. 

Pengalam dalm proses kreasi melalui pemanfaatan alam memberi manfaat untuk meningkatkan kemampuan teknis siswa dalamberkarya. Selain itu mereka juga secar tidak langsung akan merasa dilatih untuk mencintai lingkungan seta mengetahui cara pemanfaatannya. 

Jenis-jeins kegiatan untuk melatih kepekaan rasa keindahan akan rasa keindahan dari pemanfaatan alam di antaranya :
1. Membuat karya mozaik dan kolase dari bahan biji-bijian, batu-batuan dan benda lain yang ada di alam sekitar siswa.
2. merancang ornamen hias nusantara untuk menghiasi benda tiga dimensi.
3. Membuat benda hias interior seperti keramik, anyam, tenun, makrame, relief, ukiran dan sebagainya. 

Seni sebagai Hiburan
Pada umumnya orang cenderung menyukai akan kesenangan. Salah satu aspek dalam kehidupan kita yang memiliki sifat menyenangkan adalah bidang kesenian. Dalam konsep pembelajaran seni sebagai hiburan pelaksanaan seni budaya dalam kontek pendidikan formal berfungsi sebagai penyeimbang antara pembinaan potensi logika, etika dan estetika. 

Sudah sewajarnya pelakanaan pendidikan seni diupayakan untuk menciptkan kondisi yang menyenangkan sehingga memberikan pengalaman hiburan.Suasana ini akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan siswa ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam praktek pembelajran seni sebagai media hiburanini, sebaiknya guru mempertimbangkan
1. Topik yang akan disajikan dalam proses pembelajaran dupayakan dipilih berdasarkan mintat dan kesenangan anak dan jenis kelamin
2. Berikan siswa untuk memilih objek yang menyenangkan untuk disajikan materi bahan ajar. 
3. Berikan kesempatan siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran baik secara individu maupun kelompok.
4. ciptakan suasana yang harmonis melalui kegaitan kerjasama/kerjakelompok melalui menyelenggarakan pameran atau pertunjukan. 
5. Berikan kesempatan anak untuk ikut merasakan manfaat secara langsung dari proses pembelajaran sehingga kegiataan pembelajaran yang dilakukan memberi manfaat kepada perkembangan dirinya. 
6. Berikan kesempatan kepada anak untuk mengkomunikasikan pengalaman yang menyenangkan atau mengesankan baik secara  lisan maupun tulisan.

Seni Sebagai Media Komunikasi
Salah satu hasil karya seni rupa yang sering kita jumpai dalam kegiatan komunikasi adalah poster. Media ini dirancang dengan tujuan untuk mempengaruhi masyarakat yang melihat harya tersebut. Poster pada umumnya digunakan sebagai media penyampaian pesan pendidikan, agama, sosial dan sebagainya. 
Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa seni adalah perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, hingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia yang lain, yang menikmati karya seni tersebut.

Konsep pendidikan seni seni sebagai media komunikasi mengandung maksud bahwa melalui proses pembelajaran seni, siswa dilatih untuk menggunakan seni ini sebagai media penyampaian pesan. Dalam kehidupan anak-anak, goresan atau jejak gambar anak-anak memiliki ungkapan komunnikasi. 

Jenis-jenis kegiatan pembelajran untuk memfungsikan seni sebagai media komunikasi di antaranya:
a. Merancang dan membuat poster baik poster sosial maupun komersial
b. Belajar menggambar karakter anatomi manusia baik secara realistis maupun secara kartunis. Pengalaman ini akanmemekali mereka untuk mampau menggambarkan suasana kejiwaaan manusia yang menjadi objek gambarnya. 
c. Memperlajari tipografi dan karakter huruf dalam proses perancangan dan pembuatan poster, spanduk, leafet, kartu undangan, kartu hari raya, dan sebagainya. Melalui kegiatan ini akan memiliki kompetensi pemilihan dan penataan unsur visual sebagai alat untuk komunikasi. 
d. Mengetahui dan mengenal psikologis warna-warna. Melalui kegiatn ini mereka akan mamapu mempertimbangkan pemilihan dan penataan warna yang tepat berdasarkan tujuan dan sasarannya. 

Seni Sebagai Imitasi.
Konsep seni, seni sebagai imitasi maksudnya bahwa perkembangan seni merupakan bentuk tiruan yang ada di alam. Manusia berusaha meniru semirip mungkin. Namun dalam perkembangan berikutnya anggapan ini mengalami perubahan. Seniman menggambarkan fenomena alam ini tidak lagi menggambarkan sesuatu yang mirip, namun sudah ada upaya perubahan, misalnya dengan deformasi, abstraksi dan stilasi

Konsep seni sebagai imitasi dalam Konsep Pendidikan Seni ini maksudnya kegiatan meniru merupakan potensi natural yang dimiliki oleh setiap orang, termasuk peserta didik. Kebiasaan ini memberikan manfaat kepada siswa untuk melakukan pengulangan prilaku dalam merespon suatu objek 

Seni Sebagai Ekspresi.
Karya seni yang diciptakan manusia merupakan manifestasi ungkapan perasaan/emosi manusia. Penciptaan karya seni dihubungkan dengan karakter kejiwaan manusia seperi perasaan suka, senang, ceria, sedih, sakit, duka cita, dan sebagainya. 

Sedangkan Seni sebagai ekspresi dalam konsep pendidikan seni merupakan pendidikan seni rupa dalam pendidikan sebagai penghalus rasa dan pendidikan emosi. Dalam berkarya seni, emosi disalurkan ke dalam wujud yang memiliki nilai ekspresi komunikasi. Kegiatan penguasaan dan penyaluran ekspresi tadi akan berjlan dengan baik jika proses ekspresi sering dilakukan. 

Betapa pentingnya seni sebagai hasil cipta manusia, yang sewajarnya harus terus diajarkan di dalam pendidikan formal. Baik dari tingkat Taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi. Pembelajaran seni di sekolah atau madrasah jangan dianggap pelajaran pelengkap. Tentu ini menjadi tugas lembaga pendidikan dan para pengajar tentunya. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Konsep Dasar Pendidikan Seni "

Post a Comment